Jurnal Lentera Kesehatan Masyarakat

Vol. 1, No. 1, April 2022

https://jurnalkesmas.co.id

 

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HERATON CRAFT YOGYAKARTA

 

Wido Novendri

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Email: widonovendri97@gmail.com

 

Abstrak

Latar Belakang: Kecelakaan kerja timbul dikarenakan adanya hazard yang tidak terkendali di lingkungan kerja. Upaya pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengetahui risiko yang ada, salah satunya dengan menggunakan teknik Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). Dalam industri kulit semua proses produksi yang dilakukan mulai dari pemotongan, pewarnaan, pengeringan, pemberian lubang pada kulit, dan penjahitan  tidak luput akan ancaman bahaya dan risiko yang bisa menyebabkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja dan menimbulkan dampak yang sangat besar baik bagi tenaga kerja maupun bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara dan observasi. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang yaitu 5 pekerja dan 1 pihak pengelola. Hasil: Bahaya yang terdapat pada proses pembuatan tas dan dompet kulit yaitu bahaya mekanik, kimia, fisik, electrical dan ergonomi. Hasil penilaian risiko yang di peroleh yaitu 2 aktivitas pekerjaan memiliki risiko tinggi (high risk), 12 aktivitas pekerjaan memiliki risiko sedang (moderate risk) dan 6 aktivitas pekerjaan memiliki risiko rendah (low risk). Pengendalian risiko yang di terapkan Heraton Craft yaitu Alat Pelindung Diri (APD). Kesimpulan: Proses pembuatan tas dan dompet kulit yang memiliki bahaya dan risiko paling tinggi terdapat pada aktivitas penuangan dan penyemprotan bahan pewarna

 

Kata Kunci: Manajemen risiko K3; Identifikasi bahaya; Analisis risiko; HIRADC

 

Abstract

Background: Accident work arise due to the existence of a hazard that is not controlled in the environment of work. Efforts prevention of accidents of work can be done by knowing the risk that exist, one of them by using the technique of Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). In industry skin all processes production were carried out ranging from cutting, coloring, drying, giving a hole the skin, and suturing is not detached from the threat of danger and risks that may cause the occurrence of an accident or illness due to work. The purpose of research it is to analyze the management of the risk of the safety and health work. Research Methods: Type of research this is a study descriptive qualitative with approach to study the case. Data collection techniques used in this study were interviews and observations. Subjects in the study is totaled 6 which consists of 5 workers and 1 industrial owner. Results: The dangers that are in the process of manufacture of handbags and wallets leather that is the danger of mechanical, chemical, physical, electrical and ergonomics. Results of assessment of risk that is obtained is 2 activity jobs have a risk of high (high risk), 12 activities of the job has risks moderate (moderate risk) and 6 activity jobs have risks low (low risk). Control of the risks that apply Heraton Craft namely Tool Protecting Yourself (PPE). Conclusion: The process of manufacture of handbags and wallets leather which has the danger and risk of the most high there is the activity of pouring and spraying materials dye.

 

Keywords: Management of risk K3; identification of hazards; analysis of risk; HIRADC

 


Pendahuluan

Dalam dunia kerja dibutuhkan perhatian khusus terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu bentuk promosi dalam mensejahterakan, melindungi dan meningkatkan derajat tenaga kerja di tempat kerja. Keselatamatan dan kesehatan kerja memiliki peranan penting dalam melindungi tenaga kerja dari bahaya yang dapat menimbulkan masalah Kesehatan (Brillyanto & Indah Pratiwi, 2017).

Menurut perkiraan terbaru yang di keluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Tahun 2018, 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, 2,4 juta (86,3%) karena penyakit akibat kerja dan lebih dari 380.000 (13,7%) dikarenakan kecelakaan kerja(Subekti, 2018). Kecelakaan kerja timbul dikarenakan adanya bahaya atau hazard yang tidak terkendali di lingkungan kerj, bahaya merupakan suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan terjadinya peristiwa yang tidak diharapkan (Tarwaka, 2014).

Upaya dalam mengendalikan dan mengurangi kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja maka harus di lakukan identifikasi bahaya yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Kesesuaian identifikasi sangat menentukan efektivitas identifikasi bahaya yang akan dilakukan (Sucipto C, 2014). Dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko bahaya maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Hazard Identification, Risk Assessmentand and Determining Control (HIRADC). HIRADC merupakan persyaratan OHSAS 18001, yang mewajibkan setiap perusahaan atau organisasi dalam menentukan teknik identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan pengendalian. HIRADC bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dengan mengaitkan pekerja, tugas, peralatan kerja dan lingkungan kerja (Afandi, Desrianty, & Yuniar, 2014)

Heraton Craft merupakan salah satu dari sekian banyak produsen tas dan dompet yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta yang memproduksi tas dan dompet kulit dengan jumlah rata-rata produksi 1500 item per bulan. Pada home industry tersebut terdapat beberapa proses yang dilakukan mulai dari pemotongan kulit, pewarnaan kulit, pengeringan kulit, pemberian lubang jahit pada kulit dan penjahitan. Semua proses produksi tidak luput dari ancaman bahaya dan risiko yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menimbulkan dampak yang sangat besar baik bagi tenaga kerja maupun bagi perusahaan.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini menggunakan teknik Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) dengan cara identifikasi bahaya (Hazard Identification) menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) setelah di identifikasi lalu dilakukan penilaian risiko (Risk Assessment) dengan teknik semi-kuantitatif dengan mengkombinasikan antara nilai probability, severity dan pengendalian risiko (Determining Control) untuk mengetahui tingkat risiko sehingga dapat dilakukan upaya pengendalian (Moleong, 2021).

Intrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dimana peneliti memperoleh sendiri data dengan melakukan observasi perilaku, dokumentasi, wawancara dengan partisipan, peneliti mampu menentukan kapan data telah mencukupi, dengan menggunakan bantuan lembar observasi, tabel wawancara, daftar wawancara, daftar pertanyaan dan tabel matriks risiko (Creswell, 2009).

Dalam pengumpulan data alat bantu yang digunakan di antaranya handphone yang digunakan sebagai perekam suara saat wawancara dan mengambil dokumentasi

 

Hasil dan Pembahasan

A.     Hasil Penelitian

Identifikasi bahaya dalam penelitian ini di dapat melalui wawancara terhadap informan. Selain dari hasil wawancara dengan informan hasil identifikasi bahaya di dapatkan melalui observasi lapangan yang dilakuakan dengan melihat potensi bahaya di lingkungan kerja dan pada saat berlangsungnya aktivitas pekerjaan.

Penilaian risiko dilakukan berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara. Penilaian risiko dilakukan pada seluruh potensi bahaya dan risiko yang ada. Dengan mengetahui besar nilai kemungkinan (likelihood) dan keparahan (consequences) maka nilai tingkat risiko dari penilaian risiko dapat di ketahui. Hasil dari perkalian kemungkinan (likelihood) dan keparahan (consequences) akan menunjukan nilai risiko yang ada pada setiap aktivitas pekerjaan pembuatan tas dan dompet kulit di Heraton Craft.

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan secara keseluruhan manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Heraton Craft. Pengendalian risiko merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari suatu aktivitas pekerjaan. Upaya pengendalian di sesuaikan dengan bahaya dan risiko yang terdapat pada setiap aktivitas pekerjaan.

Hasil analisis manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Heraton Craft Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 1.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tabel 1. Form Hazard Identification, Risk Assessment and Determing Control (HIRADC)

NO

AKTIFITAS/

KEGIATAN

POTENSI

BAHAYA

JENIS BAHAYA

SEBAB/

SUMBER

DAMPAK/ KONSEKUENSI

PENGENDALIAN

YANG ADA

TINGKAT KEMUNGKINAN

TINGKAT KEPARAHAN

TINGKAT

RESIKO

REKOMENDASI TINDAKAN PENGENDALIAN

 

(1)

(2)

 

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

1

PROSES PEMOTONGAN KULIT

 

Persiapan alat/bahan

Tersengat aliran listrik

Electrical

Kabel listrik

Kesetrum

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:-

APD:-

3

1

3

L

Eliminasi:-

Subitusi:

       Mengganti dengan kabel yang lebih aman

Engineering control:

       Menambahkan saklar pada kabel

Pengendalian Administratif:

        Pemantauan dan monitoring secara berkala

        Briefing setiap hari

APD:

        Sendal karet

        Sarung tangan karet

Menyesuaikan ukuan kulit yang akan di potong

Pegal-pegal pada bagian sendi pergelangan tangan

Ergonomi

Aktivitas pengukuran yang di lakukan secara berulang

Musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

Mengoleskan balsem dan istirahat sebentar

APD:-

4

1

4

M

Eliminasi:-

Subitusi:-

Engineering control:-

Pengendalian Administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

APD:-

Memotong kulit

Tersayat cutter

Mechanical

Cutter

Luka sayatan

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:-

  Menyediakan perlengkapan P3K

APD:-

3

2

6

M

Eliminasi:

Subitusi:

Engineering control:

Pengendalian Administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Pemantauan dan monitoring secara berkala

        Briefing setiap hari

        Mengatur jam istirahat

APD:-

Tersayat mesin pemotong

Mechanical

Mesin Pemotong

Luka terpotong

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Menyediakan perlengkapan P3K

APD:-

1

3

3

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

        Menambahkan alat pelindung pada mesin

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Briefing setiap hari

APD:-

2

Proses Pewarnaan

 

Menyalakan mesin kompresor

Tersengat aliran listrik

Electrical

Kabel listrik

Kesetrum

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

3

1

3

L

Eliminiasi:-

Subtitusi:

        Mengganti dengan kabel yang lebih aman

Engineering control:

        Menambahkan saklar pada kabel

Pengendalian administratif

        Pemantauan dan monitoring secara berkala

        Briefing setiap hari

APD:

        Sendal karet

        Sarung tangan karet

Menuangkan bahan pewarna ke dalam wadah

Terhirup bahan kimia, ketumpahan bahan pewarna

Chemical

Zat kimia pada bahan pewarna

Pusing, kulit kering, kanker kulit, iritasi

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:-

APD:

  Menggunakan masker

 

4

2

8

H

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Briefing setiap hari

APD:

        Sarung tangan karet

        Masker khusus bahan kimia

Penyemprotan bahan pewarna

Terhirup, iritasi kulit, terkena mata

Chemical

Zat kimia pada bahan pewarna

Pusing, kulit kering, kanker kulit, iritasi pada mata

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:-

APD:

  Menggunakan masker

 

4

2

8

H

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Briefing setiap hari

APD:

        Masker khusus bahan kimia

        Hal face mask

        Sarung tangan karet

        Baju lengan Panjang

Nyeri pada sendi pergelangan tangan

Ergonomi

Aktivitas pengecatan yang di lakukan secara berulang

Musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

3

2

6

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

APD:

3

Proses Pengeringan

 

Angkat angkut kulit

Nyeri pada bagian tulang belakang

Ergonomi

Mengangkat dengan posisi terlalu menunduk

musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

3

2

6

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:

        Menggunakan alat angkut

Engineering control:-

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

        APD:

Tersandung

Fisik

Naik turun tangga, batu di lokasi kerja

Terjatuh

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Menyediakan P3K

APD:-

3

2

6

M

Eliminiasi:

        Menyingkirkan batu/barang yang menghalangi

Subtitusi:

Engineering control:-

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

APD:

        Menggunakan sepatu

Menyusun kulit

Nyeri pada bagian tulang belakang

Ergonomi

Mengangkat dengan posisi terlalu menunduk

musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

3

2

6

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

        Membuat tempat khusus untuk penjemuran yang ergonomis

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jamistirahat

        APD:

Penjemuran

Kemerahan pada kulit, biang keringat

Fisik

Paparan sinar matahari langsung

Biang keringat

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:

  Menyediakan perlengkapan P3K

 

4

1

5

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

Pengendalian administratif

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

APD:

        Menggunakan baju lengan Panjang

        Menggunakan topi

4

Proses Melubangi Kulit

 

Persiapan alat/bahan

Lalu lintas para pekerja

Fisik

Lalu lintas para pekerja

Terjatuh

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

3

1

 

L

Eliminiasi:

        Menyingkirkan benda yang menghalangi pekerja

Subtitusi:

Engineering control:

Pengendalian administratif

        Mengatur kembali stasiun kerja dengan rapi

        Pelatihan/sosialisasi pengendalian bahaya

        Pelatihan pengendalian bahaya

        APD:

Melubangi kulit

Tangan terpukul alat pukul

Mechanical

Aktivitas memukul

Luka memar

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

4

2

 

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

        Mengganti plang bolong dengan gagang yang lebih besar

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

        Briefing setiap hari

APD:

        Menggunakan sarung tangan

Nyeri pada bagian sendi pergelangan tangan

Ergonomi

Aktivitas memukul yang di lakukan secara berulang

musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

4

2

 

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

        APD:

5

Proses Penjahitan

 

Persiapan alat/bahan

Tersengat aliran listrik

Electrical

Kabel listrik

Kesetrum

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

3

1

4

L

Eliminiasi:-

        Subtitusi: mengganti dengan kabel yang lebih aman

Subtitusi: -

Engineering control:

        Menambahkan saklar pada kabel

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasiK3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Pemantauan dan monitoring secara berkala

        Briefing setiap hari

APD:

        Sendal karet

        Sarung tangan karet

         

Nyeri pada bagaian tulang belakang

Ergonomi

Posisi kerja terlalu menunduk

Musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

2

2

4

L

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

        APD:

Menjahit

Tertusuk jarum

Mechanical

Jarum jahit

Luka tertusuk

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Menyediakan P3K

APD:-

3

2

4

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:

        Menambahkan alat pengaman pada mesin

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

        Briefing setiap hari

APD:

Nyeri pada bagaian tulang belakang dan sendri pergelangan tangan

Ergonomi

Aktivitas merangkai sambil di jahit

Musculoskeletal

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

4

2

6

M

Eliminiasi:-

Subtitusi:

        Mengganti kursi yang lebih ergonomis

Engineering control

Pengendalian administratif:

        Pelatihan/sosialisasi K3

        Pelatihan pengendalian bahaya

        Mengatur jam istirahat

        Mengatur kursi kerja yang lebih ergonomis

        APD:

Korsleting pada dinamo mesin

Electrical

Dinamo mesin rusak

Kesetrum

Eliminiasi:-

Subtitusi:-

Engineering control:-

Administratif:

  Istirahat sejenak

APD:-

2

2

4

L

Eliminiasi:-

Subtitusi:

        Mengganti dinamo yang sudah bermasalah

Engineering control:

        Menambahkan alat pelindung pada dinamo

Pengendalian administratif

        Pemantauan dan monitoring secara berkala

        Briefing setiap hari

APD:

        Sendal karet

        Sarung tangan karet

         

 


B.   Pembahasan

Bahaya di lingkungan kerja muncul ketika adanya interaksi antara manusia, peralatan, material, proses atau metode kerja (Tarwaka, 2014). Dalam proses produksi tas dan dompet kulit tersebut terjadi kontak antara manusia dengan mesin, material, lingkungan kerja, yang di akomodir oleh proses atau prosedur kerja. Dimana interaksi yang terjadi anatara unsur-unsur produksi tersebut menimbulkan bahaya fisik, bahaya mekanik, bahaya electrical, bahaya kimia, dan bahaya ergonomi.

Pada proses pemotongan kulit terdapat 2 peringkat risiko yaitu 1 risiko rendah (low risk) yaitu potensi bahaya listrik dengan risiko tersengat aliran listrik pada aktivitas persiapan alat dan bahan. Bahaya listrik merupakan bahaya yang berasal dari energi listrik yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti tersengat aliran listrik (Ramli, 2010) hal ini sesuai dengan penelitian Sukendra & Safitri (Sukendra & Syafriati, 2019) potensi bahaya listrik terdiri dari pemasangan pengisi daya pada reach truck dan instalasi listrik yang tidak tertutup/tidak rapi. dan 3 risiko sedang (moderate risko) yaitu bahaya ergonomi dengan risiko pegal-pegal pada bagian sendi pergelangan tangan pada kativitas menyesuaikan ukuran kulit yang akan di potong. Suatu pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus maka dapat menyebabkan terjadinya keluhan musculoskeletal3 hal ini sesuai dengan penelitian Yosineba (Yosineba, Bahar, & Adnindya, 2020) terdapat korelasi sedang yang signifikan antara risiko ergonomi dan keluhan MSDs. Bahaya mekanik dengan risiko tersayat cutter dan tersayat mesin pemotong kulit pada aktivitas menyesuaikan ukuran kulit yang akan di potong dan memotong kulit dengan. Bahaya mekanis merupakan bahaya yang bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan cara mekanik yang digerkan secara manual atau dengan penggerak (Ramli, 2010) hal ini sesuai dengan penelitian (Rukmadani, 2013) saat melakukan proses memotong, grinding atau polishing potensi bahaya yang dapat di timbulkan adalah adanya percikan bunga api dan kemungkinan akan batu gerinda pecah sehingga dapat mengenai tenaga kerja.

Pada proses pewarnaan terdapat 3 peringkat risiko yaitu 1 risiko rendah (low risk) yaitu bahaya electrical dengan risiko tersengat aliran listrik pada aktivitas menyalakan mesin kompresor. Bahaya listrik merupakan bahaya yang berasal dari energi listrik yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti tersengat aliran listrik (Ramli, 2010) halini sesuai dengan hasil penelitian (Supriyadi & Ramdan, 2017) terkena aliran listrik (kesetrum) dapat mengalami luka bakar hingga meninggal dunia. 1 risiko sedang (moderate risk) yaitu bahaya ergonomi dengan risiko nyeri pada sendi pergelangan tangan pada aktivitas pengecatan yang dilakukan secara berulang dalam waktu yang cukup lama. Suatu pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya keluhan musculoskeletal (Sucipto C, 2014) hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Nadya & Sinaga, 2013) gerakan berulang pada tangan pekerja yang relative lama sehingga membuat Lelah lengan, tangan dan bahu pekerja dan 1 risiko tinggi (high risk) yaitu bahaya chemical dengan risiko pusing, iritasi kulit bahkan terparah dapat menyebabkan kanker kulit pada aktivitas menuangakan bahan pewarna kedalam wadah dan penyemprotan bahan pewarna. Bahaya kimia merupakan bahaya yang berasal dari bahan yang di hasilkan selama produksi.bahan ini terhambur ke lingkungan kerja karena cara kerja yang salah (Sucipto C, 2014) halini sesuai dengan hasil penelitian (Basuki & Kasjono, 2019) pada tahapan kerja pengecatan di temukan bahaya berupa zat kimia uap dari semprotan kompresor.

Pada proses pengeringan kulit terdapat 1 peringkat risiko yaitu 4 risiko sedang (low risk) yaitu bahaya ergonomi pada aktivitas angkat-angkut dan Menyusun kulit yang disebabkan karena posisi kerja yang terlalu menunduk dengan risiko keluhan misculoskeletal. Bahaya ergonomi disebabkan karena aktivitas kerja seperti berdiri lama atau berlebihan, salah Gerakan, angkat beban terlalu berat, pekerjaan monoton dan konstruksi mesin tidak ergonomic (Daryanto, 2018) hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Mongkareng, Kawatu, & Maramis, 2019) posisi tubuh dengan sikap kerja yang tidak sesuai atau tidak ergonomi yang dilakukan seseorang yaitu pada saat melakukan pekerjaannya yang dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal. Bahaya fisik dengan risiko terjatuh yang disebabkan karena tersandung batu/tangga. Tersandung terjadi Ketika kaki menabrak benda dan pada saat bersamaan, tubuh kita tetap bergerak sehingga tidak akan kehilangan keseimbangan (Tarwaka, 2014) hal ini sesuai degan penelitian Zainul (Zainul, 2018) pada tahapan pengisian bahan bakar (area utility) dan memindahkan bahan bakar dari drum ke tangka forklift. Risiko pada kegiatan tersebut menabrak barang dan menabrak pekerja. Bahaya fisik dengan risiko kemerahan pada kulit atau biang keringat yang disebabkan karena suhu panas dari paparan sinar matahari. Bahaya fisik merupakan bahaya yang bersumber dari unsur fisik seperti getaran, gesekan, gas, kebisingan, cahaya, radiasi, bahan radioaktif dan lain sebagainya (Ramli, 2010) hal ini sesuai dengan penelitian (Dharmawirawan & Modjo, 2012) proses perpindahan panas terjadi secara radiasi yang berasal dari energi panas matahari.

Pada proses melubangi kulit terdapat 2 peringkat risiko yaitu 1 risiko rendah (low risk) yaitu bahaya fisik dengan risiko terjatuh pada aktivitas persiapan alat dan bahan yang disebabkan karena lalu litas pekerja dalam satu ruangan. 2 risiko sedang (moderate risk) yaitu Bahaya fisik merupakan yang paling umum dan akan hadir di Sebagian besar tempat kerja pada satu waktu tertentu termasuk kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan cedera, penyakit dan kematian (Kuswana, 2014) hal ini sesuai dengan penelitian (Maelani & Cahyati, 2018) sebagian besar area proses kerja terdapat alat, material dan barang yang berserakan dampak dari adanya bahaya tersebut yaitu pekerja terpeleset, tersandung dan terjatuh sehingga menimbulkan memardan luka pada kaki maupun tubuh. Bahaya meknais dengan risiko luka memar yang disebabkan karena aktivitas memukul yang dilakukan. Bahaya mekanis merupakan bahaya yang bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika baik yang di gerakan secara manual maupun dengan penggerak (Ramli, 2010) hal ini sesuai dengan penelitian (Sriagustini, 2019) pada proses pengepresan, bentuk bahaya yang terindikasi adalah terkena pukulan palu. Bahaya ergonomi dengan risiko nyeri pada sendi pergelangan tangan pada aktivitas melubangi kulit yang disebabkan karena aktivitas memukul yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Bahaya ergonomi merupakan bahaya yang disebabkan karena penggunaan tenaga/kekuatan untuk mengangkat, mendorong dan menarik dengan menggunakan otot atau anggota tubuh berulang kali (Kuswana, 2014) hal ini sesuai dengan penelitian (Brillyanto & Indah Pratiwi, 2017) pekerjaan berulang yang di pengaruhi dengan kecepatan kerja (HAL) dan kelelahan kerja (NPF) dapat menimbulkan kelelahan otot.

Pada proses penjahitan terdapat 2 peringkat risiko yaitu 3 risiko rendah (low risk) yaitu bahaya electrical dengan risiko kesetrum pada aktivitas persiapan alat/bahan dan aktivitas penjahitan. Bahaya listrik merupakan bahaya yang yang berasal dari energi listrik yang dapat menyebabkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat (Ramli, 2010) halini sesuai dengan penelitian (Arnold, Doda, & Akili, 2020) penggunaan alat yang menggunakan aliran listrik merupakan salah satu sumber bahaya yang dapat mengakibatkan pekerja kesetrum. Bahaya ergonomi dengan risiko musculoskeletal pada aktivitas persiapan alat/bahan dan aktivitas merangkai sambal menjahit. Bahaya ergonomi berkaitan dengan aktivitas fisik yang dilakukan secara berulang serta posisi tubuh yang tidak sesuai hingga menyebabkan ketidaknyamanan pada saat melakukan aktivitas pekerjaan (Ramli, 2010) hal ini sesuai dengan penelitian Selvina(Elza, 2012) keluhan musculoskeletal ini di ketahui bahwa adanya gangguan pada bagian punggung, mengeluhkan gangguan pada bahu kanan, gangguan terjadi pada bagian pinggang dan keluhan pada siku. Bahaya mekanik dengan risiko tertusuk jarum. Bahaya mekanik berusmber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika baik yang di gerakan secara manual maupun dengan penggerak (Ramli, 2010) hal ini sesuai dengan penelitian (Wati, 2020) terdapat beberapa bahaya pada proses border yaitu: potensi tertusuk jarum jahit yang dapat terjadi pada saat proses menjahit dan border produk.

Upaya pengendalian bahaya yang sudah di terapkan di Heraton Craft yaitu menyiapkan APD seperti masker pada proses pewarnaan dan jam istirahat bagi pekerja. Pengendalian yang di rekomendasikan yaitu Administatif: melakukan pemantauan secara berkala terkait alat/bahan yang dugunakan, sosialisasi/pelatihan k3, briefing sebelum melakukan aktivitas pekerjaan dan mengatur jam istirahat. Engineering Control: menambahkan alat pelindung pada mesin pemotong kulit dan menambahkan alat pelindung pada dynamo mesin jahit. APD: masker khusus bahan kimia, sarung tangan karet, Hal face mask, sendal karet, menggunakan topi dan baju lengan Panjang

 

Kesimpulan

Jenis bahaya yang terdapat dalam proses pembuatan tas dan dompet kulit di Heraton Craft Yogyakarta terdapat 5 jenis bahaya yaitu terdiri dari bahaya electrical yaitu tersengat aliran listrik. Bahaya chemical yaitu terhirup bahan kimia dan ketumpahan bahan kimia. Bahaya mekanis yaitu luka terkena mesin pemotong, tersayat cutter, tertusuk jarum jahit, dan terpukul palu. Bahaya fisik yaitu terpapar sinar matahari langsung, tersandung batu/tangga dan tertabrak pekerja. Bahaya ergonomi yaitu posisi kerja terlalu membungkuk, aktivitas memukul secara berulang, aktivitas mengukur kulit yang akan di potong, aktivitas merangkai sambil menjahit, dan aktivitas penyemprotan pewarna yang dilakukan secara berulang dalam waktu yang cukup lama. Risiko yang terdapat pada seluruh aktivitas pekerjaan yaitu kesetrum, luka sayatan, luka terpotong, luka tertusuk jarum, luka memar, iritasi kulit, iritasi mata, kanker kulit, nyeri pada bagian sendi pergelangan tangan, keluhan musculoskeletal dan kemerahan padakulit/biang keringat.

Penilaian risiko yang dilakukan pada seluruh proses pembuatan tas dan dompet kulit di Heraton Craft di temukan 2 aktivitas pekerjaan yang memiliki risiko tinggi (high risk) yaitu pada aktivitas penuangan bahan pewarna kedalam wadah dan penyemprotan bahan pewarna, 12 aktivitas pekerjaan yang memiliki risiko sedang (moderate risk) yaitu pada aktivitas menyesuaikan ukuran kulit, memotong kulit, penyemprotan, angkat-angkut kulit, menyusun kulit, penjemuran, melubangi kulit, dan menjahit dan 6 aktivitas pekerjaan yang memiliki risiko rendah (low risk) yaitu pada aktivitas persiapan alat/bahan, menyalakan mesin kompresor dan menjahit.

Pengendalian risiko yang di rekomendasikan kepada Heraton Craft yaitu melakukan monitoring secara berkala, melakukan briefing setiap akan melakukan pekerjaan, melakukan sosialisasi/pelatihan K3, mengatur jam istirahat, menambahkan alat pelindung pada mesin pemotong kulit, dan dynamo mesin jahit. Serta menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker khusus untuk bahan kimia, sarung tangan karet, hal face mask, sendal karet, topi dan baju lengan panjang.

 

BIBLIOGRAFI

Afandi, Rahmad, Desrianty, Arie, & Yuniar, Yuniar. (2014). Usulan Penanganan Identifikasi Bahaya Menggunakan Teknik Hazard Identification Risk Assesment And Determining Control (Hiradc)(Studi Kasus: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia). Reka Integra, 2(3).

 

Arnold, Jhierren K. T., Doda, Diana V. D., & Akili, Rahayu H. (2020). Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pemeliharaan Alat Container Crane dan Rubber Tyred Gantries. E-Biomedik, 8(2).

 

Basuki, Mochamad Yusuf, & Kasjono, Heru Subaris. (2019). Analisis Potensi Bahaya dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis pada Bengkel Pengelasan di Daerah Kusumodilagan Surakarta. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

 

Brillyanto, Very, & Indah Pratiwi, S. T. (2017). Evaluasi Postur Dan Level Aktivitas Tangan Pada Proses Pengecapan Menggunakan Metode Loading On The Upper Body Assessment (Luba) Dan Acgih Hand Activity Level (Hal)(Studi Kasus: Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

 

Creswell, Jhon W. (2009). Researchdesing, qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sagepublications. Inc. California.

 

Daryanto, Suwardi. (2018). pedoman Praktis K3LH. Yogyakarta: Gava Media.

 

Dharmawirawan, Dimas Ari, & Modjo, Robiana. (2012). Identifikasi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 6(4), 185–192.

 

Elza, Delti Selvina. (2012). Gambaran Tingkat Resiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif MSD’s pada Pengrajin Songket Tradisional Silungkung Sumatra Barat. Depok. Universitas Indonesia.

 

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2014). Ergonomi dan K3. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

 

Maelani, T., & Cahyati, W. H. (2018). Higeia Journal of Public Health. Higeia J. Public Heal. Res. Dev, 1(3), 84–94.

 

Moleong, Lexy J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

 

Mongkareng, Eucenny R., Kawatu, Paul A. T., & Maramis, Franckie R. R. (2019). Hubungan Antara Masa Kerja Dan Posisi Kerja Dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Pekerja Pembuat Babi Guling Di Kelurahan Kolongan Kota Tomohon. KESMAS, 7(5).

 

Nadya, Nadya, & Sinaga, Muhammad Makmur. (2013). Potensi Bahaya Ergonomi Pada Pekerja Home Industry Kun Art Di Jalan Danau Singkarak Medan Tahun 2013. Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 2(3), 14416.

 

Ramli, Soehatman. (2010). Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat.

 

Rukmadani, Septa Linda. (2013). Risk Assessment Alat Listrik Dan Mekanik Pada Proyek Oasis Di Kontraktor PT. X. Universitas Airlangga.

 

Sriagustini, Isyeu. (2019). Analisis Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Pengrajin Mebeul Kayu D Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bidkesmas Respati, 2(10), 17–27.

 

Subekti, Rika Putri. (2018). Urgensi Ratifikasi Konvensi International Labor Organization: Perspektif Perlindungan Pekerja Anak Pada Sektor Rumah Tangga. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 7(1), 24.

 

Sucipto C. (2014). Keselamatan dan kesehatan Kerja. Gosyen.

 

Sukendra, Dyah Mahendrasari, & Syafriati, Siti Yuliana. (2019). Perilaku Mencari Pakan pada Nyamuk Culex sp. sebagai Vektor Penyakit Filariasis. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 3(3), 504–512.

 

Supriyadi, Supriyadi, & Ramdan, Fauzi. (2017). Hazard Identification and Risk Assessment In Boiler Division using Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 1(2), 161–177.

 

Tarwaka, Keselamatan. (2014). Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

 

Wati, Isa Sukma. (2020). Potensi Bahaya pada Home industry Konveksi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(3), 384–397.

 

Yosineba, Tiara Putri, Bahar, Erial, & Adnindya, Msy Rulan. (2020). Risiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Tenun di Palembang. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 7(1), 60–66.

 

Zainul, L. M. Zainul. (2018). JOB RISK ASSESSMENT Unloading And Loading At UD XYZ Balikpapan. Identifikasi, 4(2), 52–59.